Detik24jam,com

Cepat & Terpercaya

Semarak Nya Tradisi Ziarah kubur Raya Enam Di Desa Sepungguk Kecamatan Bangkinang Sebrang Kabupaten Kampar

Loading

Kampar – Hari Raya Enam merupakan Tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar, terutama masyarakat Desa Sepungguk. Ada sebuah tradisi yang cukup unik di masyarakat Kampar yaitu “Hari Raya Enam”. Hari Raya Enam merupakan hari raya setelah melaksanakan puasa enam hari, di bulan syawal atau tepatnya pada tanggal 8 Syawal 1445 Hijriah. Sebagian besar masyarakat Kampar lebih menganggap dan meriahkan hari raya enam

dibandingkan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Tradisi Ziarah kubur pada Hari raya enam menjadi kebiasaan oleh masyarakat Desa Sepungguk ini didasarkan atas persepsi nenek moyang terdahulu bahwa orang-orang yang melaksanakan puasa enam di bulan Syawal wajib merayakan seperti mana Hari Raya Idul Fitri setelah puasa Ramadan.

Keistimewaannya sambutan Hari Raya Enam itu terletak pada rasa Gembira nya melihat kepulangan anak-anak perantau yang berbondong-bondong pulang ke kampung Halaman untuk merayakan hari istimewa itu. Disamping itu acara menziarahi kubur saudara-mara di waktu pagi juga Merayakan Dan kemeriahan sambutan Hari Raya Enam ini yang berdasarkan hadis-hadis yang disampaikan seperti tersebut dibawah ini ;
Pertama daripada Abu Said al-Khudri, bahawa Rasulullah SAW bersabda:
إِنِّي نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ، فَزُورُوهَا، فَإِنَّ فِيهَا عِبْرَةً

Maksudnya: “Sesungguhnya aku dahulunya melarang kamu daripada ziarah kubur, maka (sekarang) ziarahlah kerana padanya ibrah (pengajaran).”
Kedua, daripada Ibn Mas’ud R.A, bahawa Rasulullah SAW bersabda:
كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ، فَزُورُوا الْقُبُورَ، فَإِنَّهَا تُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا، وَتُذَكِّرُ الآخِرَةَ
Maksudnya: “Aku dahulunya melarang ke atas kamu ziarah kubur, maka (sekarang) ziarahlah kubur, kerana ia menzuhudkan dirimu dan mengingatkanmu kepada akhirat.

“Begitu jelaskan di dalam hadis yang mana Rasulullah SAW membolehkan atau menganjurkan kepada umatnya untuk berziarah kubur dengan membacakan doa kepada orang yang telah meninggal, dan itu juga akan menjadi ladang pahala bagi yang membacakan dan dibacakan agar mengingat diri akan kematian dan mendoakan orang yang telah meninggal juga merupakan perintah Allah SWT., kepada umatnya agar mengingat kematian.

Kemeriahan sambutan Hari Raya Enam ini tidak terhenti dengan hanya ziarah kubur tetapi juga dilanjutkan lagi dengan acara makan bersama di Masjid Al Hidayah Dusun Dua Sipungguk RT 04 RW 02.yang dilakukan pada waktu tenhahari atau seusai solat Dzuhur. Makanan yang dibawa di dalam dulang oleh Masyarakat Dusun Sipungguk masing-masing dinikmati bersama menambah meriahkan suasana Hari Raya Enam yang dirayakan. Kebersamaan dalam melaksanakan semua aktivitas tersebut secara tidak langsung dapat mengeratkan silaturahmi antara penduduk desa.

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Research) yang diperoleh langsung dari narasumber atau responden, penelitian ini untuk membahas tentang tradisi ziarah kubur pada Hari Raya Enam di Desa Sepungguk Kabupaten Kampar dalam perspektif hadis. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis Deskriptif Kualitatif.

Deskripsif Kualitatif adalah menggambarkan atau menganalisis hasil dari penggumpulan data yang dilakukan melalui wawancara, dokumentasi atau berkas-berkas yang didapatkan saat penelitian ke lapangan yang diamati oleh peneliti terhadap orang-orang yang di teliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bagian hadis tentang kegiatan yang terdapat di tradisi Hari Raya Enam seperti Ziarah Kubur, Tahlilan, dan Doa Setelah tahlillan.
Kata Kunci : Tradisi, Ziarah Kubur , Raya enam, Hadis**(Sapi’i)*