
Oleh : NOVI ANDESTA – Mahasiswa Prodi Studi Lingkungan Pascasarjana Universitas PGRI Sumatera Barat
Padang :
Bencana banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air besar yang disebabkan oleh terbendungnya aliran sungai pada alur sungai, (BNPB, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007).Sudibyakto (2011) menjelaskan bahwa bencana merupakan suatu peristiwa yang terjadi dan mengakibatkan korban berupa penderitaan manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, kerusakan sarana prasarana dan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan bagi masyarakat.
Kecamatan sutera merupakan salah satu kecamatan dari lima belas kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan,Provinsi Sumatera Barat.kecamatan di bentuk melalui Perda Kabupaten Pesisir Selatan No. 47 Tahun 2009. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan Luas kecamatan sutera ini ialah 569,81 KM2. kecamatan merupakan salah satu nagari yang rawan bencana alam banjir.
Kecamatan sutera kerap dilanda bencana banjir, terhitung selama beberapa tahun terakhir hingga tahun 2024 banjir di kecamatan sutera telah terjadi lebih dari belasan kali.Tercatat bahwa bencana banjir di kecamatan sutera yang terparah terjadi pada tahun 2024, tepatnya terjadi pada hari kamis 07/03/2024 sekitar pukul 23.00 wib.Bencana banjir ini menimbulkan banyak kerugianbesar bagi kecamatan sutera, terlebih kecamatan sutera merupakan salah satu daerah yang sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya adalah perkebunan, pertanian dan perikanan. Menurut Bakornas (2007) salah satu pemicu dominan yang mengakibatkan bencana menimbulkan korban dan kerugian besar adalah kurangnya pemahaman mengenai karakteristik bahaya,sikap dan perilaku yang menunjukkan ketidakberdayaan dan ketidaksiapan menghadapi bencana.
Musibah banjir bandang yang terjadi di kecamatan sutera banyak merusak rumah warga, fasilitas umum , harta benda, hewan ternak, kendaraan dan juga memakan korban jiwa manusia.
Dari analisis dampak dari banjir yang terjadi di kecamatan sutera sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat karena banyaknya lahan masyarakat yang rusak serta pasilitas umum serta jalan yang terputus sehingga terputusnya askes untuk pendistribusian segala kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat terdampak banjir bandang.
Bukan itu saja perekonomian masyarakat di kecamatan sutera di beberapa nagari juga sempat lumpuh total karena askes jalan yang terputus dan tertutup oleh material yang dibawa oleh banjir menyebabkan pendistribusian bantuan makanan dan obat-obatan juga sempat tertunda beberapa hari.
Diperkirakan kerugian terbesar yang terjadi termasuk kerusakan 537 rumah secara berat, 2.749 rumah secara sedang, dan 7.048 rumah secara ringan. Selain itu, ribuan ternak juga mati, termasuk 666 ekor sapi, 2.487 ekor kerbau, 357 ekor kambing, 36.527 ekor ayam, dan 19.210 ekor itik akibat banjir bandang.
Belum lagi adanya kapal bagan nelayan yang juga ikut dibawa arus banjir badang di muara surantih ada 17 unit kapal tangkap yang terseret dan tidak bisa beroperasi lagi, selain 17 kapal tangkap, ada pula puluhan kapal kecil atau boat serta puluhan mesin kapal, hancur karena kejadian bencana tersebut.
Dan juga diduga mengakibatkan terjangkitnya wabah diare di Sutera tercatat sebanyak 107 kasus sejak pasca banjir 7 Maret 2024 hingga 3 Mei 2024.
Dari 107 kasus itu, 104 sudah dinyatakan sembuh dan 3 meninggal. Itu dari laporan ketiga kasus ini dialami dari bayi dan balita. Hal ini sangat mempengaruhi terhadap perekonomian masyarakat kecamatan sutera kabupaten pesisir selatan provinsi sumatera barat.
Berita Sebelumnya..
Kapolsek Krian Apresiasi Peran Warga Temukan Jenazah Balita Hanyut di Sungai
Kanit Reskrim Polsek Waru Berhasil Amankan Terduga Pelaku Curanmor di Toko Makadata
Penumpang Bus Ditemukan Meninggal Dunia